Renungan Kemerdekaan
KIAI HAJI WAHAB HASBULLAH adalah seorang tokoh pergerakan dari pesantren. Ia
dilahirkan di Tambakberas-Jombang, tahun 1888. Sebagai seorang santri yang
berjiwa aktivis, ia tidak bisa berhenti beraktivitas, apalagi melihat rakyat Indonesia yang
terjajah, hidup dalam kesengsaraan, lahir dan batin.
Sepulang dari Mekkah 1914, Wahab, tidak hanya mengasuh pesantrennya di
Tambakberas, tetapi juga aktif dalam pergerakan nasional. Ia tidak tega melihat
kondisi bangsanya yang mengalami kemerosotan hidup yang mendalam, kurang
memperoleh pendidikan, mengalami kemiskinan serta keterbelakanagan yang
diakibatkan oleh penindasan dan pengisapan penjajah.
Melihat kondisi itu, pada tahun 1916 ia mendirikan organisasi pergerakan
yang dinamai Nahdlatul Wathon (kebangkita negeri), tujuannya untuk
membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia.
Untuk memperkuat gerakannya itu, tahun 1918 Wahab mendirikan Nahdlatut
Tujjar (kebangkitan saudagar) sebagai pusat penggalangan dana bagi perjuangan
pengembangan Islam dan kemerdekaan Indonesia. Kiai Hasyim Asy’ari
memimpin organisiasi ini. Sementara Kiai Wahab menjadi Sekretaris dan
bendaharanya. Salah seorang anggotanya adalah Kiai Bisri Syansuri.
Mencermati perkembangan dunia yang semakin kompleks, maka pada tahun 1919,
Kiai Wahab mendirikan Taswirul Afkar. Di tengah gencarnya usaha melawan
penjajahan itu muncul persoalan baru di dunia Islam, yaitu terjadinya ekspansi
gerakan Wahabi dari Najed, Arab Pedalaman yang menguasai Hijaz tempat suci
Mekah dikuasai tahun 1924 dan menaklukkan Madinah 1925.