28 September 2012

Gayeng Bersama, IPNU-IPPNU Jombang Menjalin Keakraban

Foto: ilustrasi diskusi pelaja
Suasana penuh gayeng, serius, sembari diiringi tawa guyonan, siang itu, menjadi ajang penuh keakraban, dikala para kader IPNU-IPPNU Jombang, tengah berkumpul di Aula PCNU, Jalan Gatot Subroto, Jombang. Minggu, (16/09).

Bermodalkan rujakan mangga muda, berlangsung diskusi obyektif, diplomatis dan revolusioner, yang dapat digambarkan pada forum siang itu. Dengan format melingkar, kurang lebih 15 pelajar yang rata-rata masih berproses dibangku perguruan tinggi di Jombang, mereka saling tukar pikiran, mempresentasikan, menanggapi, dan ada juga yang memperkuat argumennya masing-masing.
Mereka itu tak lain adalah pengurus internal pimpinan cabang IPNU-IPPNU Jombang dan segenap jajarannya.

Forum yang diberi nama, forum belajar pelajar Nahdlatul Ulama (FBPNU) ini, disediakan sebagai media untuk menjalin keakraban emosional diinternal pengurus. Selain itu, juga sebagai ruang memperkaya keilmuan, sekaligus sebagai media untuk memahami betul kondisi realiatas sosial saat ini. ”forum ini dibuat sebagai media menjalin keakraban dan juga sebagai ruang belajar untuk mengasah argumentasi” kata Syekh Romli, ketua PC IPNU Jombang.

Apa yang menjadi tema, siang itu?
Munculnya berbagai persoalan sosial, budaya  dan politik, ditengah arus dan gelombang dinamika masyarakat, mereka mencoba menganilisis serta mendiskusikannya dan menariknya kepada peran organisasi. Itulah sedikit gambaran tema diskusi pada siang itu.

Beberapa kasus radikalisasi agama, isu SARA, sampai isu kerukunan umat beragama, tidak luput dari diskusi panas mereka. Dalam diskusinya tersebut, juga, mengecam atas kasus SARA yang terjadi di Sampang, Madura, dan kasus penistaan agama, yang baru-baru ini muncul dan sempat membuat umat muslim dunia marah. Tidak lain adalah, Film yang melecehkan Nabi Muhammad, berjudul ” innocence of muslims”.

Mereka menilai bahwa,  toleransi umat beragama itu penting diwujudkan. Terlebih di negara Indonesia. ”negara kita itu, negara yang berazazkan pancasila, yang artinya negara kesatuan, bukan negara Islam. Jadi, kerukunan antar umat beragama harus dijaga” kata, Mundhir, pengurus PAC IPNU Mojoagung Jombang.

Sebagai organisasi yang basicnya dipelajar, pengurus IPNU-IPPNU ini, mencoba memparadokkan persoalan-persoalan sosial itu dengan dampak dan peran pelajar saat ini.

Ruh Organisasi Menghilang
Disela-sela diskusi tersebut, dikatakan, bahwa  peran organisasi IPNU-IPPNU sangat strategis dalam memperkaya khasanah keilmuan pelajar. Setidaknya, sebagai organisasi yang berbasis di pelajar NU, selain membawa misi, visi NU, serta nilai-nilai Ahlusunnah Wal-jama’ah (ASWAJA), juga diharapkan sebagai media yang menanamkan moral agamis nasionalis, yang diantaranya adalah menanamkan semangat toleransi antar umat beragama, sebagai bentuk dari rasa cinta tanah air negeri ini.

Mundhir, pengurus pimpinan cabang IPNU Jombang, lulusan IAIN Surabaya ini mengatakan, bahwa kehidupan saat ini memang sangat keras. Banyaknya pilihan yang harus dihadapi oleh generasi muda saat ini, terlebih pada pelajar. Jika generasi muda atau pelajar itu tidak memahami betul lingkungannya, bisa saja mereka terjerumus pada pilihan yang negatif, ”maraknya tawuran antar pelajar, seks bebas, pengaruh narkoba” katanya. ”jika IPNU-IPPNU adalah salah satu pilihan itu,  setidaknya IPNU mampu masuk diwilayah internal sekolahan” lanjut Mundhir

Akan tetapi, lain harapan, lain pula persoalan. Machbubah mengungkapkan, terlebih dia mengkritisi wilayah internal organisasi. Rupanya, aktifis pelajar putri Nahdlatul Ulama ini, memahami betul akan kondisi organisasinya saat ini. Menurutnya, organisasi yang dikelola dengan optimal, akan lebih mudah untuk menggapai tujuannya. Dimana sumber daya yang ada dalam organisasi, harus di optimalkan secara maksimal.

Dilanjutkannya, bahwa ruh organisasinya saat ini hampir hilang, itu dikarenakan belum maksimalnya organisasi dalam mengkelola media yang secara berkelanjutan dapat mengoptimalkan wilayah emosional, intelektual dan spiritual. ”ruh organisasi kita saat ini hampir menghilang”, katanya. ”belum lagi, persoalan antar pengurus belum terjalin emosional dengan baik, rasa kebesamaannya kurang. Bagaimana bisa menjalankan program organisasi, kalau secara emosional kita belum ketemu”, tambah, wakil ketua PC IPPNU Jombang ini. (hin) 

0 komentar:

Posting Komentar